
Jenis-Jenis Puisi – Puisi adalah sebuah karya satra yang menggunakan gaya bahasa yang dipadatkan, serta memiliki rima dan irama. Puisi dibedakan menjadi tiga jenis, yakni puisi lama, puisi baru, dan puisi kontenporer.
Berikut akan dibahas secara lengkap mengenai jenis-jenis puisi beserta penjelasan dan contohnya masing-masing.
Jenis-Jenis Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang penulisannya menggunakan aturan-aturan tertentu. Aturan yang terdapat pada puisi lama berkaitan dengan jumlah kata atau suku kata dalam tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait, serta rima dan irama.
Puisi lama memiliki beberapa jenis, diantaranya yaitu pantun, mantra, karmina, seloka, gurindam, syair, dan talibun.
1. Pantun
Pantun adalah puisi lama yang memiliki persajakan a-b-a-b, setiap bait terdiri dari 4 baris, dan setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Baris pertama dan kedua disebut sampiran, serta baris ketiga dan keempat dinamakan isi.
2. Mantra
Mantra adalah puisi lama yang mengandung nilai kekuatan magis dan umumnya digunakan dalam upacara keagamaan atau upacara adat.
Ciri-ciri mantra adalah bersifat lisan dan memiliki irama, serta menggunakan sajak abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde. Mantra biasanya menggunakan pengulangan kata dengan unsur metafora, serta bersifat esoferik dan misterius.
3. Syair
Syair adalah puisi lama yang terdiri dari empat baris. Umunya berisi tentang kisah inspiratif atau nasihat. Syair berasal dari Arab.
Ciri-ciri syair yaitu menggunakan sajak aaaa, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, keempat barisnya merupakan arti dan isi yang saling berkaitan.
4. Karmina
Karina disebut juga pantun kilat, adalah puisi lama yang memiliki isi sangat pendek dan bersifat menyindir.
Diantara ciri-ciri karmina adalah menggunakan sajak aa-aa, aa-bb, bersifat epik (mengisahkan seorang pahlawan), semua baris diawali dengan huruf kapital, isinya mengandung dua hal yang saling bertentangan, yaitu rayuan dan perintah.
5. Seloka
Seloka adalah puisi lama yang terdiri dari beberapa bait yang saling sambung-menyambung. Bait-bait seloka ditulis empat baris, enam baris, dan dapat lebih asalkan jumlahnya genap.
Ciri-ciri seloka yaitu menggunakan bentuk pantun atau syair, memiliki rima a-b-a-b, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, dan tiap barisnya merupakan isi dari puisi.
6. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang tiap baitnya terdiri dari dua baris yang biasanya berisi nasihat atau petuah.
Ciri-ciri gurindam yaitu setiap baitnya terdiri dari dua baris, menggunakan sajak aa, baris pertama mengandung soal, masalah, atau perjanjian, dan baris kedua adalah jawaban dari baris pertama.
7. Talibun
Talibun adalah puisi lama yang memiliki sampiran dan isi mirip seperti pantun, tetapi setiap baitnya lebih dari 4 baris (mulai dari 6 -20 baris).
Jika setiap bait pada talibun berisi enam baris, maka tersusun atas tiga sampiran dan tiga isi dan menggunakan sajak a-b-c, a-b-c.
Jenis-Jenis Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang sudah tidak terikat dengan aturan-aturan tertentu dan mempunyai bentuk yang lebih bebas. Ciri-cirinya antara lain tidak terkait bait, rima, dan irama, serta diketahui nama pengarangnya.
Puisi baru dibedakan berdasarkan isi dan bentuknya. Berdasarkan isinya, puisi baru dibedakan menjadi balada, hymne, ode, epigram, romansa, elegi, satire.
1. Balada
Balada adalah puisi baru yang menceritakan sebuah kisah atau cerita tentang sesuatu atau seseorang. Ciri khas balada yaitu setiap baris terakhir pada bait pertama digunakan sebagai bait-bait berikutnya.
2. Hymne
Hyme adalah puisi baru yang isinya mengandung pujian yang diberikan kepada Tuhan, dewa, tanah air, pahlawan, maupun almamater (pemandu dunia sastra). Ciri-ciri hymne antara lain yaitu penyampaiannya dilakukan dengan cara dinyanyikan.
3. Ode
Ode adalah puisi baru yang menggunakan bahasa resmi namun tetap anggun. Ode hampir sama dengan hymne, karena isinya mengandung pujian atau sanjungan. Ode bersifat sanjungan, baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
4. Epigram
Epigram adalah puisi baru yang berisi tentang tuntutan kehidupan. Diantara ciri-ciri epigram antara lain mengandung unsur pengajaran/nasihat, mengajak ke arah kebenaran, dan berpedoman sebagai teladan.
5. Romansa
Romansa atau romance adalah salah satu puisi baru yang berisi tentang ungkapkan rasa kasih sayang dan keindahan. Romansa biasanya menggunakan kata-kata seperti rindu, sayang, dan kemesraan.
6. Elegi
Elergi adalah puisi baru yang berisi kesedihan. Namun bisa juga berisi tentang ungkapan kerinduan, kesedihan, duka, atau kepergian seseorang yang tidak diinginkan. Elegi biasanya diungkapkan dengan sajak atau lagu.
7. Satire
Satire adalah puisi baru yang berisi sindiran dan ditujukan kepada orang-orang yang memiliki kedudukan atau jabatan tinggi. Satire biasanya berisi kata-kata sindiran atau kecaman tajam terhadap rasa tidak puas hati, pura-pura, dan kezaliman.
Sedangkan berdasarkan bentuknya, puisi baru dibedakan menjadi distikon, terzina, quartrain, quint, sektet, septima, stanza, dan soneta.
1. Distikon
Disitikon adalah puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris. Umumnya terdiri dari dua bait dan memiliki sajak aa-bb.
2. Terzina
Terzina adalah puisi baru yang tiap baitnya terdiri atas 3 baris dan memiliki sajak a-a-a, a-a-b, dan a-b-b.
3. Quatrain
Quatrain adalah puisi baru yang mana tiap baitnya terdiri atas 4 baris dan memiliki rima a-b-a-b.
4. Quint
Quint adalah puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 5 baris dan menggunakan rima a-a-a-a-a.
5. Sektet
Sektet adalah puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris. Sektet juga disebut terzina ganda.
6. Septima
Septima adalah puisi baru yang tiap baitnya terdiri atas 7 baris dan memiliki rima a-a-a-b-c-c-c.
7. Stanza
Stanza atau oktaf adalah puisi baru yang tiap baitnya terdiri atas 8 baris dan memiliki rima a-a-b-b-c-c-d-d.
8. Soneta
Soneta adalah puisi baru yang baitnya terdiri dari 14 baris yang mana terbagi menjadi dua. Dua bait pertama terdiri dari 4 baris dan bait keduanya masing-masing 3 baris.
Jenis-jenis Puisi Kontemporer
Puisi Kontemporer adalah bentuk puisi yang berusaha keluar dari aturan-aturan puisi itu sendiri, dimana tidak terikat oleh baris, bentuk maupun rima.
Jenis puisi ini memiliki kebebasan berekspresi, bebas membuat dan membentuk kata baru meskipun kata yang digunakan tidak dikenal sebelumnya.
1. Puisi Mantra
Puisi mantra adalah puisi yang berkaitan dengan puisi lama. Puisi mantra disajikan untuk menimbulkan efek tertentu, menghubungkan dengan dunia misteri, dan dipercaya memberikan efek kemanjuran.
2. Puisi Mbeling
Puisi mbeling adalah puisi yang sama sekali tidak mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku seperti halnya puisi pada umumnya. Puisi ini seringkali bercorak humor dan mengandung satire atau kritikan terhadap fenomena yang terjadi, terutama fenomena sosial dan politik.
3. Puisi Konkret
Puisi Konkret adalah puisi kontemporer yang menonjolkan pada tampilan grafis pada susunan kata, sehingga dapat menyerupai gambar tertentu atau tipografi.
Selain itu, puisi konkret juga memperlihatkan keserasian susunan kata yang membentuk sebuah gambar tertentu, seperti bentuk segitiga, kerucut, dan bentuk-bentuk lainnya.
4. Puisi Tanpa Kata
Puisi tanpa kata adalah puisi yang tidak menggunakan kata untuk mengungkapkan ekspresinya, namun menggunakan tanda baca, seperti titik, garis, huruf atau symbol tertentu untuk menggambarkan suatu perasaan.
5. Puisi Mini
Puisi mini adalah puisi yang sangat minim sekali dalam penggunaan kata, namun dilengkapi dengan symbol berupa huruf, garis atau tanda baca lainnya.
6. Puisi Multi Lingual
Puisi multi lingual adalah puisi yang menggunakan kata atau kalimat kata dari berbagai bahasa, naik bahasa lokal maupun bahasa asing.
7. Puisi Supra Kata
Puisi sapra kata adalah puisi yang menggunakan kata-kata konvensional. Aspek bunyi dan ritme merupakan hal yang paling ditonjolkan.Puisi ini mirip dengan puisi mantra karena dapat menghadirkan suasana magis.
Demikianlah informasi mengenai jenis-jenis puisi dan penjelasannya masing-masing. Semoga bermanfaat.
Baca Juga :